Berbeda Jalan

MENGAPA mesti menonjolkan perbedaan kalau sesungguhnya banyak persamaan di antara kita? Setidaknya, kita sama-sama berjalan menuju sempurna sama seperti Dia  yang sempurna adanya.
Kita memang memilih jalan yang berbeda. Mengapa engkau menilai jalan yang kupilih salah dan jalan yang engkau pilih benar? Atau sebaliknya, mengapa aku menilai jalan yang engkau pilih salah dan jalan yang kupilih benar? Tidak ada di antara kita yang paling berhak menentukan benar salah. Bukankah kita masih sama-sama berjalan dan sama-sama belum tiba di tujuan?
Seandainya aku dilahirkan di tempatmu, mungkin saya berjalan bersamamu. Sebaliknya juga begitu. Andai engkau dilahirkan di tempatku, mungkin kita menempuh jalan yang sama. Pada umumnya, untuk mengatakan tidak semuanya, jalan yang kini kita lalui karena asal-usul. Sejak lahir kita diyakinkan bahwa hanya jalan yang kita tempuh itulah yang benar. Kita jarang, bahkan tidak pernah, diajarkan untuk melihat kebenaran dalam jalan yang berbeda.
Inilah saatnya kita mesti sadar untuk tidak lagi menonjolkan perbedaan. Sesungguhnya kita sama, sama-sama sedang berziarah menuju kesempurnaan. Jauh lebih elok bila kita saling meneguhkan dan menguatkan di jalan yang berbeda menuju tujuan satu, yaitu Dia yang sempurna adanya.

Tinggalkan komentar